Bagaimana Cara Investor Muda Memulai Investasi Pasar Modal?
Table of Contents
Saat ini banyak sekali orang yang mempunyai penghasilan yang banyak tapi mereka bingung dengan uang yang sudah mereka kumpulkan untuk di apakan, dan beberapa dari mereka mungkin banyak yang hawatir tentang keuangan dimasa tuanya, namun disislain mereka juga ingin mempunyai kehidupan yang sejahtera di masa mendatang.
Nah,Kalau anda merupakan salah satunya, tentu investasi dapat menjadi jawabannya. lalu, bagaimana, ya, cara memulai investasi? lalu apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dan di persiapkan. kali ini kami akan membantu memberikan jawaban bagi anda yang bingung cara memulai sebuah investasi.
Yuk, simak beberapa tips dalam memulai berinvestasi!
1. Mulailah Sedini Mungkin
Berinvestasi dapat dimuali dari kita masih kecil, semakin muda usia anda saat mulai berinvestasi, maka akan makin ringan persiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan anda di masa depan. Anda harus menyesuaikan lama waktu investasi, profil risiko yang dapat terjadi, modal awal, dan komitmen investasi per bulan yang anda rencanakan. Dengan demikian tujuan kalian dalam berinvestasi akan lebih terarah.
2. Tentukan Tujuan Investasi Secara Spesifik
Dalam sebuah investasi anda harus jelas menentukan tujuannya. Beberapa tujuan investasi antara lain mempersiapkan dana pendidikan, rencana pensiun, membeli rumah/apartemen, membeli kendaraan, renovasi properti, wisata, percepatan pelunasan KPR/KPA, atau mempersiapkan dana pension dimasa tua. Anda juga dapat memakai jasa perencana atau penasihat keuangan, sipaya anda dapat berkonsultasi mengenai perencanaan dalam anda berinvestasi, dan merencanakan waktu investasi dan instrument apa yang akan dipakai untuk berinvestasi
3. Tentukan Jangka Waktu Dan Target Dana Yang Diperlukan
Menentukan berapalama jangka waktu dalam berinvestasi akan mempengaruhi nominal investasi dan jenis instrumen yang dipilih untuk mencapai dana yang anda targetkan. Semakin singkat jangka waktu berinvestasi, maka nominal yang dialokasikan juga akan lebih besar, pilihan instrument dalam berinvestasi akan mempengaruhi aman/stabil atau tinggi rendahnya volatilitas. Contoh: Pak Aldo, sudah berusia 25 tahun, menentukan tujuan investasi untuk membangun rumah, sejumlah 30 juta Rupiah. Jika Aldo ingin mencapai tujuan inves dalam 5 tahun, misalnya melalui Reksa Dana Pasar Uang, Aldo bisa mulai dengan modal kurang dari Rp500,000 untuk disisihkan setiap bulannya. Namun jika ingin membeli rumah lebih cepat, misalnya 3 tahun, maka Aldo harus mengalokasikan lebih dari Rp500,000 dengan menggunakan instrumen yang sama.
Sekali lagi, waktu adalah faktor yang penting, ya! Tentukan jangka waktu dan target dana spesifik anda dengan matang supaya anda dapat nyaman dan tidak merasa terbeban dengan dana investasi yang harus di alokasikan.
4. Alokasikan Dana Untuk Investasi Secara Konsisten
Ketika anda sedang berinvestasi harus bisa konsisten supaya dapa mencapai jangka waktu investasi dengan tepat. Idealnya, Anda mengalokasikan 10% hingga 30% dari pendapatan bulanan anda. Pastikan uang yang dipakai berinvestasi sama sekali tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari, cicilan hutang, ataupun dana darurat.karena ketika beinvestasi tidak hanya keuntungan yang di dapat namun juga ada resikonya. Jangan sampai anda mengalami resiko danakan menggangu kelangsungan hidup anda.
Untuk anda yang b aru memulai sebuah investasi, awali dulu dengan persen alokasi dana yang membuat anda nyaman tidak terlalu besar, kemudian jaga konsistensinya. Jadikan kegiatan investasi sebagai kegiatan yang menyenangkan. Sejalan bertambahnya pendapatan anda, pengetahuan, dan kepercayaan diri dalam berinvestasi, anda bisa menambah alokasi dana untuk investasi secara berkesinambungan.
5. Mulai Berinvestasi Dengan Cara Investasi Tidak Langsung
Bagi para investor pemula yang belum percaya diri dalam bertransaksi saham, solusi memulai investasi pasar modal dapat dilakukan secara tidak langsung, dengan membeli produk Reksa Dana. Melalui Manajer Investasi, investor harus mempunyai beragam pilihan mulai dari Reksa Dana Pasar Uang, Pendapatan yang Tetap, Campuran, hingga yang lebih berisiko yakni Reksa Dana Saham.
Setelah anda memiliki cukup pengetahuan dan yakin dengan Reksa Dana, anda dapat beranjak ke investasi langsung, surat berharga (Obligasi Ritel dan Saham). Bahkan Lebih jauh lagi untuk memulai bisnis riil sendiri dan anda dapat mulai bergabung dengan mitra bisnis yang dinilai cocok.
6. Pelajari Berbagai Alternatif Investasi Beserta A#speknya
Sebelum anda memutuskan berinvestasi pada satu instrumen, tentu juga perlu mencermati aspek investasi seperti seberapa tinggi tingkat risiko dan imbal hasil yang didapatkan. Contoh, jika risiko berinvestasi terlbing cukup rendah, maka pastikan volatilitas emiten atau instrumen yang dipilih dalam kategori konservatif. Jika anda berencana mencapai tujuan dengan proyeksi imbal hasil 7%, maka pelajari apakah instrumen ini dapat mampu memenuhi ekspektasimu atau tidak.
Jangan lupa untuk menyimak proyeksi para ahli mengenai perkembangan ekonomi dan bisnis ke depan yang dipadupadankan dengan instrument dan tujuan investasi anda. Banyak bukan yang harus dipelajari? Santai! Ingat ya, investasi harus dilakukan dengan menyenangkan. Untuk pemula, kuncinya berani memulai dengan segera, anda dapat mulai dulu di instrumen konservatif atau dengan nominal yang kecil.
Bagaimana Cara Memilih Partner Yang Tepat Ketika Berinvestasi?
7. Pilihlah Investasi Aset Finansial Yang Diawasi OJK Dan Pemerintah .
Dengan banyaknya minat publik dalam berinvestasi, diikuti dengan bermunculan nya lembaga keuangan di Indonesia. Sebuah industri pasar modal, semua lembaga keuangan wajib terdaftar dan diawasi oleh pemerintah, dengan diawasi oleh OJK. Pastikan anda menjatuhkan pilihan pada perusahaan yang mempunyai izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta terdaftar dan diawasi oleh OJK. Anda akan selalu mendapat daftar perusahaan efek legal terkini disitus resmi OJK, di sini. Selain aspek legalitas, pahami juga rekam jejak perusahaan tersebut, pengalamannya dalam menjalani bisnis pasar modal di Indonesia. Pilih yang terpercaya sudah banyak diketahui reputasinya ya!
8. Jangan Letakkan Semua Telur Dalam Satu Keranjang.
Bila anda sebagai investor pemula memilih satu instrumen saja rasanya butuh banyak sekali pertimbangan dan pemahaman ya, apalagi kalua anda mempelajari banyak instrumen untuk diversifikasi? Tenang. Semua tidak harus dilakukan Bersama-sama kok. Semua bisa dilakukan secara bertahap dan satu per satu.
Ketika anda sudah mulai memahami cara kerja dan pergerakan investasi pada instrument yang pertama kali anda gunakan. Dan kemudian anda sudah paham betul mulai percaya diri untuk melangkah lagi ke diversifikasi instrumen pertamanya, yaitu Obligasi Negara (SBN). Anda dapat juga memilih SBN karena pokok dan imbal hasil akan dijamin seluruhnya oleh pemerintah, sehingga tergolong lebih aman, tentu ini masih sesuai dengan profil risiko rendah yang anda miliki.
Nah, ayo buatlah portofolio investasi sesuai dengan risk profile anda ya!
9. Potensi Keuntungan Harus Sejalan Dengan Potensi Risiko.
Penawaran sebuah investasi dengan keuntungan tinggi biasanya didampingi oleh risiko yang cukup tinggi juga. Sebagai contoh sederhananya, instrumen saham mempunyai potensi keuntungan yang lebih tinggi dibanding Reksa Dana Pasar Uang. Namun, risiko fluktuasi harga saham yang jauh lebih besar bila disbanding dengan potensi fluktuasi Reksa Dana Pasar Uang yang justru sangat kecil. Potensi keuntungan seharusnya dapat sejalan dengan potensi risiko dari suatu produk investasi tersebut tidak malah terlampau sangat jauh antara keuntungan dan resikonya. Maka, apabila anda mendapat tawaran investasi menguntungkan dengan risiko yang kecil tentu harus langsung bersikap waspada, ya!
10. Lakukan Pengawasan Kinerja Investasi Secara Periodik.
Apabila anda menentukan produk investasi, maka anda harus ingat untuk mengevaluasi dan membangdingkan kinerja produk dari waktu ke waktu. Untuk investasi saham, hal anda lakukan dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga ketika anda mulai membelinya. Apakah naik atau justru malah turun? Anda juga dapat membandingkan saham tersebut dengan harga acuan pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apakah saham yang anda miliki saat ini mempunygai pertumbuhan yang positif dibandingkan IHSG di periode yang sama? Setelah dievaluasi, maka anda akan dapat menentukan strategi yang lebih sesuai untuk kondisi kinerja investasi yang anda miliki saat ini.
Akhir Kata:
Nah, bagaimana teman-teman? Setelah mengetahui tips-tips yang sudah kami jelaskan tadi di atas, anda bisa menjadi lebih pede dan bertambah wawasan tantang bagaimana Langkah awal memulai sebuah investasi, semoga dapat membantu supaya anda dapat mempersiapkan investasi awal anda dengan baik dan benar.